Namaku Mulan.
Nama pilihan Bapakku.
Diambil dari legenda Tiongkok yang terkenal, tentang putri seorang pensiunan jenderal, yang menggantikan peran bapaknya di medan perang.
Dengan kecerdikan dan kecerdasannya, Mulan berhasil memukul mundur pasukan lawan dan menyelamatkan negaranya.
Bapakku selalu semangat bercerita tentang namaku, berharap kelak aku seperti Mulan ZangZi (Bapakku selalu menyebutnya begitu), tak sekadar inspirasi.
Namaku Mulan.
Seperti biasa, sesuai adat Tionghua, ketika umurku sebulan, kedua orang tuaku mengadakan selamatan dengan membuat telur rebus merah dan kue ku merah.
Ups.. bukan merah warnanya, tetapi telur rebus yang tak diwarnai dan kue ku berwarna hijau, karena saat itu nenek buyutku belum setahun meninggal dunia, masih dalam suasana berduka.
Aku memang beda.
Namaku Mulan.
Aku bukan kanak-kanak lagi, apalagi bayi sebulan.
Aku sudah dewasa.
Apakah aku seperti Mulan ZangZi?
Tidak.
Apakah Bapakku kecewa?
Tidak.
Beliau tetap bangga padaku.
Jakarta, 04 Desember 2016
