30 hari menulis surat cinta sudah aku lakoni, didampingi Kakak Mini yang mengantarkan suratku ke tujuan. Tak terasa, hari ini sudah di penghujung acara menulis surat cinta. Ada rasa kehilangan dan rasa lega, setelah mengikuti tantangan #30HariMenulisSuratCinta ini. Rasa kehilangan timbul karena rutinitas menulis dengan tantangan batas waktu sampai jam enam sore tak ada lagi. Rasa lega timbul juga karena alasan yang sama, tantangan dengan batas waktu sampai jam enam sore terasa berat, karena bersamaan dengan jam pulang kerja. Jadi harus konsentrasi di jalan, antara menulis surat cinta dan menunggu bus kota yang akan mengantar pulang ke tujuan. Khawatir kalau surat yang kutulis terlambat diposkan dan tertinggal bus kota, sehingga harus menunggu lama lagi bus kota berikutnya.
Selama 30 hari ini, aku menulis surat cinta di halte menunggu bus kota dan di dalam bus kota, kecuali hari Sabtu dan Minggu, aku menulis di rumah.
Banyak ilmu yang kudapat (menurut pendapat pribadi) dengan mengikuti tantangan #30HariMenulisSuratCinta.
Aku menulis surat cinta ini di sore hari, setelah pulang kerja. Dengan menulis di waktu yang terbatas, aku tertantang untuk mengetik, membaca ulang dan mengeditnya sedemikian rupa, untuk menekan seminimal mungkin kesalahan dalam tulisan.
Setiap hari aku memikirkan tema apa yang mau diangkat menjadi tulisan. Kadang kala idenya sudah ada dari pagi hari, sehingga sore hari tinggal mengetik, mengedit dan mengeposkannya. Yang repot, ketika ide sama sekali belum ada. Seharian pikiranku bekerja keras untuk mendapatkan ide untuk diangkat menjadi isi surat cinta di hari itu juga, dan hal itu mengganggu kinerja kerjaku. Nyatanya, setiap hari aku mendapatkan ide untuk diangkat menjadi isi surat cinta. Ternyata ide cerita tak mengenal kata habis, ada di mana-mana, ketika kita sungguh-sungguh mencarinya.
Mengikut tantangan #30HariMenulisSuratCinta pas momennya dengan komitmenku di awal tahun untuk mengisi blogku secara rutin, setelah blogku berdebu tebal karena jarang kukunjungi. Dan komitmenku sebanding dengan hasil yang kulakukan, 30 hari penuh aku menulis surat cinta, tanpa sehari pun ada bolongnya.
Semoga setelah tantangan #30HariMenulisSuratCinta berakhir, aku tetap rajin mengunjungi blogku agar tak berdebu lagi, dan rutin mengisinya dengan tulisan-tulisan yang menarik.
Akhir kata terima kasih kepada Pos Cinta yang mengadakan tantangan #30HariMenulisSuratCinta dan Kakak Mini yang rajin mengantar surat-surat cinta kami ke tujuan, di tengah-tengah kesibukannya sendiri.
Salam cinta,
Kulanku
Jakarta, 29 Februari 2016
#30 #30HariMenulisSuratCinta #PosCinta